Pagi datang lagi, satu dari beberapa hal yang belum pernah ingkar janji sampai saat ini. Pagi adalah awal dari kehidupan, meski ada beberapa orang yang dalam kehidupan mereka pagi adalah akhir dari kehidupan. Dari sini dimulai hidup yang katanya adalah penuh dengan pilihan, ada ribuan ratusan (minimal) pilihan dalam hidup kita. Mulai dari kita membuka mata, dan pada menit ke berapa kita akan beranjak dari tempat tidur itu sudah tentang memilih, dan terus begitu, mau mengerjakan apa dulu, dll. Dan itu adalah hak kita untuk memilih, semuanya...sampai pada jam berapa kita mau mengakhiri hari itu adalah sepenuhnya hak kita memilih, yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, ketika kita sudah memilih, kemudian pilihan yang kita pilih membawa dampak yang tidak mengenakkan buat kita, lalu kenapa kita terkadang menyalahkan keadaan? Terkadang juga menyalahkan orang lain? Bahkan menyalahkan Tuhan? Hmm...kenapa coba mbak? #bertanya pada diri sendiri kemudian terdiam. Akhirnya sampai pada pembelaan diri....ya saya kan Cuma manusia biasa yang..bla..bla...*sigh
Twitter pagi ini...
Seorang motivator di complain follower nya gara-gara tweetnya tentang sweeping yang dinilai oleh followernya tersebut sebuah penilaian yang sempit. Masih menurut followernya tersebut, tweet motivator itu dianggap bisa merusak citra agama mereka. Ahh...lagi-lagi, terjadi.... meski yang ditulis oleh motivator tersebut adalah kebenaran dan harusnya jadi masukan berharga dan bisa jadi pembelajaran untuk bisa menerima kritik yang sebenarnya sudah disampaikan dengan porsi yang seharusnya tanpa menyinggung....menurut saya sih. Bukankah kita tidak akan pernah maju jika anti kritik...jika dikritik sedikit saja sudah marah. Bukankah kritik itu tanda orang yang mengkritik kita mengasihi kita, menginginkan kita lebih baik lagi? Kritik memang kadang pahit seperti obat, tapi bukankah setelah itu kita bisa minum yang manis untuk menetralisir dan kemudian kita akan merasakan khasiatnya setelah meminumnya? Ahh...tapi sekali lagi hidup itu penuh dengan pilihan...dan it’s yours guys....:)
Indonesia Mengajar
Dengan hashtag Kisah Anak Indonesia
Sekali lagi keterbatasan bukan halangan untuk melangkah. Seorang bocah yang bermukim didaerah yang belum ada listriknya lolos audisi reporter cilik tingkat nasional. Saya selalu kagum dengan mereka yang berangkat dari keterbatasan tapi bisa meraih kesuksesan dalam hidup. Mereka yang berangkat dari keterbatasan karena sebab apapun tapi mampu membuktikan bahwa mereka bisa bahkan melebihi mereka yang memulainya dengan segala kecukupan bahkan lebih. Ahh...lagi-lagi merasa dislentik....semangat...semangat mbak...memulai lagi mewujudkan mimpi itu yang lama terlupakan.
The message
hanya pesan biasa memang. Tapi rasanya cukup untuk membuat saya tidur nyenyak malam ini. terima kasih untuk singgah sejenak.
hanya pesan biasa memang. Tapi rasanya cukup untuk membuat saya tidur nyenyak malam ini. terima kasih untuk singgah sejenak.
Ini hari terakhir bulan Juli.
Selamat Malam Tuhan.
Ini hari terakhir bulan Juli. Esok sudah Agustus. Saya sudah
melakukan apa yang bisa saya lakukan. Dan saya sudah berserah Gusti. Sekarang tinggal
Engkau mengerjakan bagianMu..apapun itu saya terima.
kamu......
Selamat Malam.