Saturday, October 20, 2012

sore ini, ketika hujan menghardik bumi

Hai nus, hujan baru saja berkunjung disini nus...rasanya ini waktu yang tepat untuk merapat ke gelombang alfa, tapi aku ingin menulis surat untukmu dulu, bagaimana keadaanmu? sudah kembali kah air-air yang menguap pada kemarau yang lalu? belum kurasa ya, mereka harus menempuh perjalanan yang panjang untuk sampai ke kerajaanmu, panjang dan melelahkan tapi mungkin air-air itu menikmati perjalanannya hingga sampai di muaranya. mungkin aku harus belajar dari air ya nus, menikmati perjalanan, agar tidak terasa panjang dan melelahkan, agar bisa merasakan coklat dan kuningnya perjalanan hidup tidak melulu hitam dan putih.

nus, aku ada cerita baru untukmu, selalu ada cerita baru yang ingin kusampaikan, kemarin sore...ketika gerimis memainkan melodi diatas genting yang terdengar sebagai perintah untuk mengangkat jemuran, seorang teman mengajakku ke atas untuk mengangkati jemuran seorang teman yang lain yang sedang pergi. kami terbiasa seperti itu nus, siapapun yang dirumah jika hujan datang akan mengangkati jemuran diatas. kami berdua bergegas mengangkati jemuran yang bisa dibilang tidak sedikit itu. ketika aku mau menggeser jemuran lain milik seseorang yang bisa dibilang bukan sahabat kami, karena dia sendiri yang mengambil jarak, ke tempat yang terlindung dari hujan, teman saya tersebut berkata, "nggak usah..biarin aja, nggak pernah ada terimakasih, dia juga nggak pernah ngangkatin jemuran kita, belum lagi apa yang sudah dia lakukan." 

aku [yang sedang jadi "bawang putih", *setiap manusia seperti itu nus, ada "bawang putih" dan "bawang merah" dalam dirinya, terkadang sifat "bawang putih" yang muncul terkadang sifat "bawang merah" yang muncul, tidak terkecuali aku, dan kali ini sifat bawang putih yang muncul didiriku ] tersenyum dan berkata, "terkadang membalas hal-hal yang tidak mengenakan dengan perbuatan baik itu terlihat seperti tamparan bagi orang tersebut, seperti meletakkan bara diatas kepalanya. kalau orangnya merasa lho..." temanku pun mengiyakan..."iyaaa....tapi kalau merasa"

bukankah demikian nus, jika kami manusia membalas kejahatan, okay mungkin kejahatan terlalu bombastis, membalas hal-hal yang tidak mengenakkan yang orang lain lakukan pada kami, lalu apa beda kami dan orang yang menyakiti tersebut, nggak ada bukan? sama saja, bahkan lebih buruk, dua kesalahan sekaligus jahat dan dendam. aku jadi teringat berita kemarin atau kemarinnya lagi nus, seorang bersahaja, seorang dengan sifat-sifat priyayi, seorang pemimpin nus, baru saja terpilih, sebelumnya ia direndahkan, dicemooh dan sejenisnya, tetapi dengan legawa dia tetap menghormati orang-orang yang memperlakukannya seperti itu, dia tidak saja meletakkan bara di kepala orang yang memperlakukannya buruk, tapi ia mendapat poin positif di mata orang lain, sekaligus menginspirasi orang lain untuk melakukan hal serupa.

ah...hujan turun lagi nus, sudah dulu ya, aku ingin merayakan tidur sore yang megah dalam pelukan hangat hujan. aku ingin bermimpi nus...sudah lama aku tidak bermimpi....terkadang dunia mimpi itu lebih hangat dari dunia nyata, kehangatan yang terkadang tertinggal di hati meski raga sudah terjaga. aku ingin sekali bermimpi nus...mimpi tentang....kurasa engkau tahu nus, karena hanya di dunia itu aku pernah sempat memilikinya.


sore ini, ketika hujan menghardik bumi
aku.


#Oktober 20

2 comments:

alittlegirlmaia said...

Ihiir...siapa tuh? yang hanya bisa dimiliki oleh dunia maya eh...salah mimpi...

Aku juga punya donk, karena dia hanya bisa kumiliki dalam mimpi juga...wkwkk

Monngo, silahkan bermimpi hehe...

theNorthStory said...

ahahaha...seseorang yang hanya bisa kusebut dengan denyut...halaaahh...wkwkwk


everybody has, i guess...:)

sayangnya ga mimpi may...:p