Gerimis diluar sana membawa hawa dingin yang gigil, lagu
Slank, Anyer 10 maret semakin menambah suasana menjadi sangat “dingin”. Sebenarnya
aku tidak ingin menuliskan tulisan ini, selain “berbahaya” , beberapa dari mereka
yang katanya sih bijak berkata, tidak baik berkutat dengan masalalu, disamping
juga aku yakin sekali engkau tidak akan mungkin membacanya. Duniamu nyata,
tidak tersentuh social media, dunia “sing ra cetho” begitu kata mu dulu, entah
apa maksudmu aku terlalu males untuk mendebatnya, karena aku tahu duniamu hanya
seputar motor dan shuttlecock.
Kenapa kemudian aku menuliskannya, pertama karena beberapa pagi yang lalu, tanpa
sadar aku telah kembali ke masa ketika ada setangkai mawar yang tiba-tiba
keluar dari sebuah tas pada sebuah siang yang panas, setelah lama aku tidak
pernah kembali bahkan menengok kesana. Kedua karena hari ini adalah hari mu. Aku
ingin mengucapkan selamat untukmu dan menuliskannya dalam catatanku, mungkin
ini pertama dan terakhir, ya terakhir, karena aku tidak ingin memunggungi masa
depan dan berjalan ke masa lalu, dan memang tidak adil rasanya engkau yang pernah mengisi
hampir seutuh hari-hariku tapi tidak mendapat tempat dalam catatan-catatan
kisahku.
Hmm....aku bahkan tidak tahu harus menyebut mu apa, dan aku
juga bahkan tidak tahu mau menulis apa. Ini sudah menit ke berapa entah dan aku
belum menemukan kalimat-kalimat yang pas untuk ditulis. mungkin dari Anyer 10
maret ya, tadi seseorang mengingatkanku akan slank, yang kemudian membuatku
membongkar folder lagu-lagu dan menemukan lagu itu disana, itu lagu kebangsaan
ketika kita break entah untuk yang ke berapa kali. Lagu itu memang mengingatkanku
akan engkau, lagunya masih magis, aku masih merinding mendengarkannya, suara nocturno di intro dan debur ombak
disepanjang lagu benar-benar membuat lagu itu begitu magis. Ketika kemudian aku
ikut menyanyikannya, entahlah aku tidak tahu apa yang kurasakan, lebih tepatnya
aku tidak ingin membahasnya. Masihkah engkau mengingatnya? Okay itu tidak
penting lagi.
Sementara aku menulis tulisan ini, ingatanku kubiarkan
mengais kenangan dalam kotak yang telah kututup rapat, kenangan yang hampir di dominasi
dengan jalan-jalan di seantero kota, lapangan badminton, rumah-rumah makan,
parangtritis, hujan, toblerone, setangkai mawar, cassette samson, bantal itu
dan valentine, semangkok mie instant, aah aku masih mampu mengingatnya,
bagaimana denganmu? Entahlah, laki-laki sepertinya tidak ditakdirkan untuk
mengingat moment apalagi apa yang pernah dibicarakannya. Tapi itupun sudah
tidak penting lagi bagiku, mungkin juga bagimu, entahlah.
Ahh...rasanya aneh sekali menulis tanpa sapaan seperti ini, tapi
aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana menyebutmu. Sejak saat itu, ketika
jalan ini yang kita pilih, semuanya menjadi canggung dan aneh, seaneh
menghilangnya namamu dari daftar kontak handphoneku tanpa aku pernah
menghapusnya. Okay, sekali lagi itu tidak penting lagi. Aku hanya ingin
mengucapkan Selamat Ulang Tahun, sepertinya saat ini sudah ada yang jadi...
yang pertama yang mengucapkan itu padamu, dan pastinya juga sudah lengkap
dengan doa-doa bukan? Selamat juga untuk itu. Doanya, aku tidak tahu lagi apa
yang engkau inginkan untuk hidupmu, pasti sudah berubah kan? Sebutkan saja
dalam doamu, aku akan bantu mengaminkan, meski mungkin bagimu aminku berbeda
dengan aminmu, okay aku tidak ingin mengulangi perdebatan itu.
Baiklah, tidak ada lagi yang bisa aku tuliskan, selamat
ulang tahun saja, semoga engkau mendapatkan yang terbaik sesuai dengan
keinginanmu. Kalau doaku tidak terkabul jangan nilai aku aku orang jahat ya... hahaha...
okay itu memang sangat konyol. Baiklah tuan,
ah akhirnya aku menemukan kata yang pas :), ini saja yang bisa kutuliskan,
terimakasih untuk beberapa penggal kenangan yang telah mengisi hidupku,
sejujurnya memang tidak ada yang harus disesali, karena kita memang sudah bisa
berdamai dengan itu semua. Maaf hanya ini yang mampu kutulis, bukan karena aku
membencimu, tidak...aku tidak pernah membencimu, tidak ada alasan untuk itu,
semoga demikian juga denganmu, aku hanya tidak suka memori tentang kamu,
menjadi kerikil di jalanku ke masa depan. Life must go on, me with my life, and
you with your life, masing-masing dijalannya sendiri. Okay tuan, sukses untukmu.
Ciaoo......
#Oktober 19
No comments:
Post a Comment