Hai kamu, gadis kecil berambut kejur, berkulit kuning langsat dengan tomat ranum di pipi jika kepanasan, hidup memang berisi hal-hal yang kita inginkan tetapi tidak selalu bisa kita dapatkan, terkadang kita harus menunggu waktu yang tepat, terkadang kita harus menerima kenyataan kita tidak mendapatkannya, tapi akan mendapatkan yang lain yang lebih baik, yang sayangnya selalu terlambat untuk disadari, aah kamu pasti belum mengerti itu, yang kamu tahu adalah kamu terpilih menjadi team lomba senam tingkat sekolah dasar, dan harus mengenakan sepatu olah raga, sementara engkau tidak memliki sepatu olahraga. Sepatu mu yang kau pakai untuk bersekolah adalah sepatu vantofel dengan satu nomor lebih besar dari ukuran kakimu, ibumu sengaja memberikannya agar bisa dipakai untuk dua kali tahun ajaran
Dengan riang engkau pulang sekolah dan memberitahu ibumu, engkau terpilih menjadi team lomba senam mewakili sekolahmu, tak lupa engkau juga meminta ibumu membelikan sepatu olahraga untukmu. Saat itu ibumu hanya menjanjikan dan akan mengusahakan untuk membelikannya padamu. Engkau pun mengiyakan karena memang tidak mempunyai pilihan lain. Dalam suatu latihan persiapan lomba, terjadi peristiwa yang membuatmu tanpa sadar belajar tentang hidup. Dengan semangatnya engkau mengikuti latihan, ketika tiba pada gerakan engkau harus mengangkat salah satu kakimu keatas, terbanglah sepatu vantofelmu yang kebesaran itu, sejenak kemudian tertawalah semua teman-temanmu menertawakan peristiwa itu, engkau pun memungut sepatumu kemudian berlari pulang dengan berurai airmata.
Sesampai dirumah ibu menyambutmu dengan penuh tanda tanya, engkau yang periang itu pulang dengan berurai airmata, ibu menanyakan apa yang terjadi. Dengan tidak berhenti menangis engkau menceritakan peristiwa di sekolah tadi. Ibumu memelukmu dengan berurai airmata meminta maaf kepadamu belum bisa membelikan sepatu olahraga untukmu, dengan penuh kasih diusapnya kepalamu dan mendekapmu di kehangatan pelukannya. Engkaupun melepaskan pelukan ibumu dan mengusap airmata ibumu dan berkata tidak usah bu, aku tidak akan ikut lomba itu. Kemudian beranjak pergi ke kamar mandi untuk mandi. Engkau masih meneruskan tangismu dikamar mandi dan bertanya mengapa engkau tidak bisa seperti teman-teman mu yang lain memiliki sepatu olahraga.
Waktu berlalu, engkau segera melupakan peristiwa itu, dan menjalani kehidupanmu seperti biasa, hingga engkau naik kelas VI dan pindah sekolah. Lingkungan baru dan sepatu baru, akhirnya engkau mendapatkannya, satu hal yang tak pernah kau sadari bahwa engkau sedang belajar bahwa ada hal-hal yang kau inginkan yang tidak bisa langsung kau dapatkan, ada kalanya manusia harus menunggu waktu yang tepat. Engkau dengan sepatu baru mu bersekolah di lingkungan baru dimana teman-temanmu [bahkan] ada yang tidak memakai sepatu ke sekolah, telanjang kaki, saat itupun engkau belum mengerti arti bersyukur, engkau hanya menikmati masa bermainmu, engkau malah mengikuti teman-temanmu, melepas sepatumu ketika pulang sekolah, ikut berjalan di pematang sawah sampai turun ke sungai kecil di disepanjang perjalanan dari sekolah ke rumah untuk mencari ikan.
Hai engkau gadis kecil yang pernah begitu sedih karena tidak mendapatkan apa yang engkau inginkan, tetapi kemudian mendapatkannya, sepasang sepatu olahraga, sementara ada temanmu yang bahkan bersekolah tanpa sepatu. Tanpa sadar, sekecil itu engkau sudah belajar tentang hidup yang adalah perjalanan ucap syukur yang tiada akhir, dari satu titik ke titik yang lain, selalu ada alasan untuk mengucap syukur, suatu hal yang engkau sadari kemudian, nanti.
Hai gadis kecil yang pernah begitu sedih karena tidak mendapatkan apa yang engkau inginkan, aku mengasihimu, sangat.
Aku
Dirimu, puluhan tahun kemudian yang menemukanmu dalam satu kotak kenangan, yang bahkan sampai saat ini masih harus belajar menerima kenyataan bahwa tidak semua hal yang kita inginkan dalam hidup ini bisa menjadi kenyataan. Aku ingin bisa seperti dirimu dahulu, menangis sebentar, kemudian bisa melupakan kesedihan ah bukan lagi kesedihan tapi kepedihan yang perih, dan menjalani hidup lagi seperti tidak terjadi apa-apa. Sayangnya aku tidak bisa, aku telah kehilangan sifat kanak-kanakmu, aku memerlukan waktu yang tidak tahu berapa banyak untuk kembali lagi di titik itu.
#Oktober 18
No comments:
Post a Comment