Monday, October 15, 2012

perihal yang sudah cukup bagi seorang perempuan peronce doa



Doa yang dironcenya setahun belakangan ini sudah melapuk meski tidak selapuk hati yang menuliskannya, tetapi ia masih saja terus menuliskan dengan hatinya dan terus dironcenya dengan yang baru....
Mungkin mereka benar dia seorang bodoh, mempercayai kebodohan [yang diamini tidak sedikit kepala dengan isi yang berbeda-beda], yang diciptakan karena ketidaktahuan dan keterbatasan pengetahuan....
Mungkin mereka benar dia seorang yang konyol, mempercayai rekayasa sepanjang usia bumi, buah ketidakmampuan menguak misteri dibalik itu semua....
Mungkin mereka benar dia seorang yang naif, mempercayai dongeng tentang kemahaan diatas realita si kecil doni yang menangis dalam jerit doanya memohon hamsternya yang mati (karena digigit kucing) dihidupkan lagi dan hamsternya tetap tak bergerak...

Dia menertawakan kebodohannya sendiri yang tidak juga berusaha menjadi seperti mereka dengan beranjak dari altarnya dan mulai berhenti mengucapkan amin di penghujung pinta....
Dia menertawakan kekonyolannya sendiri yang tidak juga berusaha menjadi lebih bijak dengan mulai mempercayai rekayasa yang lain yang kelak juga akan ditertawakan dan dianggap usang oleh rekayasa yang lebih futuristik lagi....
Dia menertawakan kenaifannya sendiri yang tidak juga menyadari dongeng usang itu hanyalah dongeng pengantar tidur anak-anak yang tidak pernah terjadi di kehidupan nyata...

Dia terdiam dan berbisik, aku memang bodoh, tetapi kebodohan ini membuatku merasakan kedamaian yang tidak kutemukan di suara-suara mereka yang selalu menertawakan kebodohanku...
Dia terdiam dan berbisik, aku memang konyol, tetapi kekonyolan ini yang aku mau, aku letih mengikuti perdebatan yang tidak pernah selesai, usiaku berbatas, aku ingin menghabisinya dengan satu jawaban saja, aku tidak ingin menghabisi usiaku dengan membawa pertanyaan yang tidak pernah terjawab ke liang lahatku....
Dia terdiam dan berbisik, aku memang naif, tetapi kenaifan ini membuatku bisa menerima bahwa ia memang bukan maha memberi yang aku mau, tapi ia maha memberi yang terbaik bagiku. Meski aku baru mengetahuinya kemudian. Itu sudah cukup bagiku.Karena semuanya tentang pilihan dan aku menghormati apa yang aku pilih seperti aku menghormati apa yang mereka pilih meski mereka mentertawakan pilihanku.





#Oktober 15


No comments: