Sunday, October 14, 2012

everybody loves shortcut, do you?



Beberapa pagi yang lalu, saya dan teman-teman membicarakan tentang teknologi, ciri teknologi itu berkembang....berinovasi, kami berbagi cerita tentang handphone pertama yang kami miliki, handphone yang hanya bisa untuk mengirim pesan pendek (benar-benar pendek) karena hanya bisa mengirim satu halaman, sekarang orang bisa mengirim banyak halaman sekaligus (mungkin sekarang pesan itu harus diganti bukan lagi sms tapi lms) dan hanya bisa untuk menelphone. Tapi sekarang, handphone sudah berinovasi menjadi benda multifungsi, bahkan kitab suci ada didalamnya (ada baiknya sih mengurangi pekerjaan KPK :p ). Itulah teknologi, tidak akan ada habisnya mengikuti perkembangannya. Berhubungan dengan teknologi, saya ingin menuliskan tentang produk teknologi lainnya, kotak ajaibnya si Ian di novel 5cm nya Donny dirgantoro.

Seperti juga HP, kotak ajaib ini juga berinovasi baik hardware maupun softwarenya. Dan saya ingin menuliskan tentang shortcut. Entah saya orang yang aneh atau gimana, saya tidak suka memakai mouse saat bekerja dengan komputer. Entah karena males menggerakkan tangan dari keyboard ke mouse bolak balik atau karena mouse saya itu, mouse yang suka “ngeyel”, didrag kemana larinya kemana, kadang ngambek tidak mau gerak. Karena hal tersebut saya lebih suka menggunakan shortcut-shortcut yang sudah diciptakan oleh microsoft. Saya bisa bekerja di satu area saja, dan menurut saya sih membantu saya bekerja lebih cepat. Mau coba? Ini beberapa contoh shortcut yang bisa dipakai, bisa ditemui di sini

Saya jadi inget kejadian beberapa waktu yang lampau, saya jarang sekali membawa pulang pekerjaan kantor ke rumah terutama yang berhubungan dengan komputer,  kecuali kalau memang sangat urgent, itu pun untuk urusan mengarsip saja. Kali ini saya harus mengcross check laporan toko yang tutup dalam format excel. Yang menjadi masalah adalah saya lupa excel saya di laptop adalah excel 2007 sementara yang biasa saya pakai di kantor excel 2003, dan celakanya saya sangat tidak familier dengan excel 2007 karena saya memang tidak pernah menggunakannya, terutama untuk shortcut keyboard nya, yang ternyata berbeda. Ketika saya memakai tombol-tombol shortcut keyboard excel 2003 muncul kotak reseh di layar yang kurang lebih bilang begini (dalam terjemahan bebas, karena bebas ya suka-suka saya nerjemahinnya) di pikiran saya yang sedang kumat absurd nya : “ haduuuhh…gue kagak ngerti dengan perintah elo…itu perintah jaman batu…belajar dulu sana…baru pake gue…!!!” dengan gaya bicara alay ABG jaman sekarang.  Grrrrrrrhhhhhhh……  aah…ternyata saya harus terus mengupgrade kemampuan seiring dengan kemajuan teknologi yang sepertinya setiap detik berinovasi….

alhasil pekerjaan jadi lebih memakan waktu dan ribet, sesuatu yang seharusnya bisa diselesaikan dengan cepat karena ada jalan pintas jadi harus bertele-tele, dan rasanya......  saya tidak sendiri, ini jaman shortcut bukan…? Everybody loves shortcut. Semua serba instant dan berusaha memperpendek proses, atau bahkan kalau bisa meniadakan proses, mulai dari mengolah makanan, rumus matematika, sampai proses birokrasi dan perjalanan hidup. Tanpa kita sadari kita telah kehilangan keindahan pada proses itu. Makanan instant jaman sekarang rasanya kalah jauh dengan masakan desa yang dimasak dengan kayu bakar, yang proses memasaknya lebih lama, lebih ribet, mulai dari harus menghidupkan kayu bakar, menunggu sampai api benar-benar jadi dst…keindahan proses terasa dalam lezatnya rasa. Itu baru mengolah makanan, belum yang lain yang kalau saya tuliskan disini pasti akan jadi buku….(dan saya belum siap terkenal…wkwkwk)

Demikian juga dengan perjalanan hidup, semua ingin sampai di suatu titik bernama tujuan dengan menciptakan shortcut-shortcut. Kadang Tuhan membuat shortcut-shortcut itu tidak jalan atau tidak compatible dengan hidup kita. Tuhan “memaksa” kita melalui “jalanNya” yang sudah ditetapkan, yang tentu saja akan sedikit merepotkan kita, akan membuat kita menghabiskan banyak waktu…ribet, belum kesulitan yang berpangkat-pangkat, kadang kuadrat, kadang pangkat 3,4,5 bahkan pangkat tak terhingga. Dan yang terberat adalah penderitaan disepanjang “jalanNya” yang mendera, yang membuat kita demonstrasi pada tuhan, dengan spanduk-spanduk berisi keluhan, pertanyaan mengapa dan bahkan mungkin hujatan.

Ada hal yang seringkali tidak disadari oleh manusia, yaitu keindahan dari sebuah proses, sesulit dan semenyakitkan apapun itu. Semua itu dimaksudkan agar kita belajar, karena hanya dari kesulitan itu kita belajar, bukan dari kemudahan. Semua itu dimaksudkan agar kita tangguh, karena hanya dari penderitaanlah kita menjadi selapis lebih tangguh bukan dari kesenangan-kesenangan. Dan pada akhirnya kita bisa menikmati hasil dari proses itu dengan kepuasan batin yang luar biasa. Seperti makanan desa yang dimasak dengan proses yang lebih panjang dan ribet tapi hasilnya jauh lebih enak dan sehat daripada makanan instant. Terakhir saya ingin mengutip kalimat bijak dari sebuah podcast di website Indonesia bercerita yang berjudul monik dan kaus kakinya, alamatnya disini

hidup adalah tentang menikmati berapa kali keliru, berapa kali khilaf, atau berapa kali salah dalam memilih. Selalu diingatkan bahwa hidup adalah belajar menjalani proses, salah memilih berarti menerima gagal, menerima gagal berarti menerima kecewa, dan hanya dengan kecewa manusia akan tahu caranya berbesar hati




#Oktober 14

No comments: