Beberapa pagi yang lalu, saya dan teman-teman membicarakan
tentang teknologi, ciri teknologi itu berkembang....berinovasi, kami berbagi
cerita tentang handphone pertama yang kami miliki, handphone yang hanya bisa untuk
mengirim pesan pendek (benar-benar pendek) karena hanya bisa mengirim satu
halaman, sekarang orang bisa mengirim banyak halaman sekaligus (mungkin
sekarang pesan itu harus diganti bukan lagi sms tapi lms) dan hanya bisa untuk
menelphone. Tapi sekarang, handphone sudah berinovasi menjadi benda multifungsi,
bahkan kitab suci ada didalamnya (ada baiknya sih mengurangi pekerjaan KPK :p ).
Itulah teknologi, tidak akan ada habisnya mengikuti perkembangannya. Berhubungan
dengan teknologi, saya ingin menuliskan tentang produk teknologi lainnya, kotak
ajaibnya si Ian di novel 5cm nya Donny dirgantoro.
Seperti juga HP, kotak ajaib ini juga
berinovasi baik hardware maupun softwarenya. Dan saya ingin menuliskan tentang
shortcut. Entah saya orang yang aneh atau gimana, saya tidak suka memakai mouse
saat bekerja dengan komputer. Entah karena males menggerakkan tangan dari
keyboard ke mouse bolak balik atau karena mouse saya itu, mouse yang suka
“ngeyel”, didrag kemana larinya kemana, kadang ngambek tidak mau gerak. Karena
hal tersebut saya lebih suka menggunakan shortcut-shortcut yang sudah
diciptakan oleh microsoft. Saya bisa bekerja di satu area saja, dan menurut
saya sih membantu saya bekerja lebih cepat. Mau coba? Ini beberapa contoh
shortcut yang bisa dipakai, bisa ditemui di sini
Saya jadi inget kejadian beberapa waktu yang
lampau, saya jarang sekali membawa pulang pekerjaan kantor ke rumah terutama yang
berhubungan dengan komputer, kecuali
kalau memang sangat urgent, itu pun untuk urusan mengarsip saja. Kali ini saya
harus mengcross check laporan toko yang tutup dalam format excel. Yang menjadi
masalah adalah saya lupa excel saya di laptop adalah excel 2007 sementara yang
biasa saya pakai di kantor excel 2003, dan celakanya saya sangat tidak familier
dengan excel 2007 karena saya memang tidak pernah menggunakannya, terutama
untuk shortcut keyboard nya, yang ternyata berbeda. Ketika saya memakai
tombol-tombol shortcut keyboard excel 2003 muncul kotak reseh di layar yang
kurang lebih bilang begini (dalam terjemahan bebas, karena bebas ya suka-suka
saya nerjemahinnya) di pikiran saya yang sedang kumat absurd nya : “ haduuuhh…gue
kagak ngerti dengan perintah elo…itu perintah jaman batu…belajar dulu sana…baru
pake gue…!!!” dengan gaya bicara alay ABG jaman sekarang. Grrrrrrrhhhhhhh…… aah…ternyata saya harus terus mengupgrade
kemampuan seiring dengan kemajuan teknologi yang sepertinya setiap detik
berinovasi….
alhasil pekerjaan jadi lebih memakan waktu
dan ribet, sesuatu yang seharusnya bisa diselesaikan dengan cepat karena ada
jalan pintas jadi harus bertele-tele, dan rasanya...... saya tidak sendiri, ini jaman shortcut bukan…?
Everybody loves shortcut. Semua serba instant dan berusaha memperpendek
proses, atau bahkan kalau bisa meniadakan proses, mulai dari mengolah makanan,
rumus matematika, sampai proses birokrasi dan perjalanan hidup. Tanpa kita
sadari kita telah kehilangan keindahan pada proses itu. Makanan instant jaman
sekarang rasanya kalah jauh dengan masakan desa yang dimasak dengan kayu bakar,
yang proses memasaknya lebih lama, lebih ribet, mulai dari harus menghidupkan
kayu bakar, menunggu sampai api benar-benar jadi dst…keindahan proses terasa
dalam lezatnya rasa. Itu baru mengolah makanan, belum yang lain yang kalau saya
tuliskan disini pasti akan jadi buku….(dan saya belum siap terkenal…wkwkwk)
Demikian juga dengan perjalanan hidup, semua
ingin sampai di suatu titik bernama tujuan dengan menciptakan
shortcut-shortcut. Kadang Tuhan membuat shortcut-shortcut itu tidak jalan atau
tidak compatible dengan hidup kita. Tuhan “memaksa” kita melalui “jalanNya”
yang sudah ditetapkan, yang tentu saja akan sedikit merepotkan kita, akan
membuat kita menghabiskan banyak waktu…ribet, belum kesulitan yang
berpangkat-pangkat, kadang kuadrat, kadang pangkat 3,4,5 bahkan pangkat tak
terhingga. Dan yang terberat adalah penderitaan disepanjang “jalanNya” yang
mendera, yang
membuat kita demonstrasi pada tuhan, dengan spanduk-spanduk berisi keluhan,
pertanyaan mengapa dan bahkan mungkin hujatan.
Ada hal yang seringkali tidak disadari oleh
manusia, yaitu keindahan dari sebuah proses, sesulit dan semenyakitkan apapun
itu. Semua itu dimaksudkan agar kita belajar, karena hanya dari kesulitan itu
kita belajar, bukan dari kemudahan. Semua itu dimaksudkan agar kita tangguh, karena
hanya dari penderitaanlah kita menjadi selapis lebih tangguh bukan dari
kesenangan-kesenangan. Dan pada akhirnya kita bisa menikmati hasil dari proses
itu dengan kepuasan batin yang luar biasa. Seperti makanan desa yang dimasak
dengan proses yang lebih panjang dan ribet tapi hasilnya jauh lebih enak dan
sehat daripada makanan instant. Terakhir saya ingin mengutip kalimat bijak dari
sebuah podcast di website Indonesia bercerita yang berjudul monik dan kaus kakinya,
alamatnya disini
hidup adalah tentang menikmati berapa kali keliru, berapa kali khilaf, atau berapa kali salah dalam memilih. Selalu diingatkan bahwa hidup adalah belajar menjalani proses, salah memilih berarti menerima gagal, menerima gagal berarti menerima kecewa, dan hanya dengan kecewa manusia akan tahu caranya berbesar hati
#Oktober 14
No comments:
Post a Comment