Dear Takita...
Senang sekali membaca surat darimu, sudah lama sebenarnya ingin membalas, tetapi baru sempat sekarang. Takita, kakak juga ingin berbagi cerita dengan Takita. Cerita tentang seorang gadis cilik berambut ikal dan bermata pelangi. Usianya baru 4 tahun. Saat ini dia duduk di TK nol kecil. Ia gadis cilik yang sangat periang. Kedua tangannya sangat kecil, Takita, tapi jika memeluk sanggup memberikan kehangatan bagi siapapun yang dipeluknya, kurang lebih sama dengan kehangatan pelukan bunda kita. Kakak selalu berusaha belajar darinya bagaimana cara memberi “pelukan” sehangat pelukannya. Kenapa orang dewasa belajar dari anak kecil? Karena ada hal-hal yang hanya dimiliki oleh anak kecil dan orang dewasa sudah kehilangan hal itu yaitu kepolosan, kasih sayang yang tulus, sehingga pelukan yang diberikan tidak bisa sehangat pelukan gadis kecil itu. Maka dari itu jika nanti kamu bertambah besar dan dewasa jangan kehilangan kasih sayang dan ketulusan itu ya.....:)
Takita...
Selain memiliki pelukan yang hangat, dia juga memliki kedua bola mata yang cantik. Dulu kakak pikir pelangi di kedua bola mata itu hanya ada di syair lagu Jamrud, tetapi ternyata itu nyata dan ada didalam kedua bola matanya. Setiap kakak memandangnya, melihat kedua matanya, ada keindahan pelangi yang merambat masuk kedalam mata kakak yang kemudian mengirimkan pesan ke otak lalu disampaikan kepada hati yang kemudian merasakan kedamaian magis yang kakak tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Ahh...seandainya semua mata orang dewasa juga seperti mata anak kecil yang memancarkan warna-warni pelangi, betapa kehidupan ini akan penuh dengan kedamaian ya Takita...
Takita…..
Kakak banyak belajar dari gadis kecil itu. Diantaranya belajar bersyukur dan menjadi tangguh. Pada usia 3 bulan...iya 3 bulan, Takita....Ayahnya meninggal dalam suatu kecelakaan lalu lintas. Ia telah kehilangan sosok seorang ayah sebelum ayahnya sempat melihatnya tengkurap, duduk, tumbuh gigi, merangkak, berjalan, berbicara satu dua patah kata [bahkan papa adalah kata pertama yang bisa ia lafalkan dengan baik], bersepeda, dan sampai sekarang begitu pandai bercerita dan mulai menanyakan keberadaan sosok didalam foto yang tergantung didinding.
Sungguh kakak belajar ketegaran darinya, ketika suatu hari kakak mengikutinya berlari-lari kecil menuju rumah 2 X 1 dengan batu marmer merah dan tulisan nama ayahnya di batu nisan di sebelah gerbang utama tempat pemakaman umum di daerah tempat tinggalnya, ia langsung ikut sibuk membersihkan rumah mungil itu, menabur bunga dan kemudian mengikuti sikap mama nya berdoa. Ah…kakak selalu tidak tahan melihat mamanya menangis dalam doanya, ditambah lagi dengan sikapnya yang terdiam disamping mamanya, membuat kakak sedih sekali. Tetapi tahukah Takita, apa yang terjadi kemudian..? sejenak kemudian dia sudah ceria lagi, tertawa kembali, berlari-larian kembali dan dengan riangnya ia berbicara pada Nisan papanya...dadah Papa.... .
Takita, kakak belajar untuk bisa seperti gadis kecil berambut ikal itu. Ada waktunya sedih, terdiam, mengenang tapi ada waktunya untuk tersenyum kembali, ceria kembali, tertawa kembali, bermain kembali. Kakak belajar tegar darinya, kadang kakak merasa rapuh dan lemah sekali ketika kehilangan sesuatu atau seseorang, tapi belajar dari gadis kecil itu, kakak jadi malu. Kalau dia yang kehilangan seorang ayah saja bisa tegar harusnya kakak sebagai orang dewasa juga bisa ya Takita :)
Takita....lebih dari semua itu, gadis kecil itu membuat kakak sadar bahwa kakak masih jauh lebih beruntung darinya, 3 bulan…ya di usia 3 bulan…harus kehilangan sosok malaikat pelindungnya, sosok yang harusnya menggendongnya, sosok yang harusnya mengajarinya naik sepeda, sosok yang harusnya melindunginya dari anak laki-laki yang mengganggunya, sosok yang membelikannya aneka mainan, sosok yang menceritakan dongeng sebelum tidur, sosok yang harusnya mengambil raport kenaikan kelasnya nanti, Setidaknya kakak masih bisa merasakan penggalan-penggalan tahap kehidupan itu. Demikian banyak alasan untuk mengucap syukur dan berterimakasih kepada Tuhan untuk setiap berkat yang kita terima bukan Takita?. Yuk ajak teman-teman yang lain untuk belajar mengucap syukur untuk setiap berkat yang telah kita terima. Oiya Takita, nama gadis kecil berambut ikal itu Kaylla Keisha Bunga Pramara. Ini fotonya sewaktu berumur 2 tahun.
Itu dulu ceita dari kakak Takita, lainkali kakak menulis surat lagi untuk Takita. tetap Semangat Takita.
Big Hug
Bulbul (demikian ia biasa memanggil kakak)
No comments:
Post a Comment