Monday, August 27, 2012

Secarik email untukmu



to : FM
cc : YDW

Haii…
aku tidak akan menanyakan kabarmu. Karena aku sudah tahu. Burung membawa kabar itu. Beberapa meragukan. Mereka sudah tidak tahu lagi beda antara benar atau bohong. Itu sebuah output dari sebuah ketidakkonsistenan bicara. Sesuatu yang manusiawi sih sebenarnya. Everybody does. Aku juga bagian dari everbody :) artinya aku juga pernah tidak konsisten. Tetapi ketika itu terus dilakukan, fatal akibatnya. Tidak ada lagi kepercayaan meski itu suatu kebenaran. Tapi jangan khwatir kamu tidak sendiri, banyak yang begitu kok :). Cuma kamu akan rugi sendiri saja, suatu saat ketika kamu membutuhkan kata “kepercayaan” yang sudah kamu rendahkan itu, kamu harus jungkir balik untuk mengembalikannya, karena kepercayaan itu seperti noda getah sekali ternoda sangat sulit untuk membersihkannya.

Oya…kita sahabat kan…? Harusnya sih begitu :)
dan sabagai sahabat, sudah berapa lama ya kita bersahabat? Ahh itu tidak penting. Sebagai sahabat kamu orang yang baik sebenarnya, murah hati, lucu cenderung konyol, easy going, heboh dan talentamu bermain gitar….wuiiihhhh….setiap genjrengan yang begitu mantap mentransformasikan energi untuk bernyanyi, petikan gitarmu whew…dan lengkingan suaramu yang khas ketika menyanyi nada tinggi…ckckck…aku bahkan pernah menangis ketika engkau menyanyikan lagu ini :

Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras
namun kau tetap tabah hm...
Meski nafasmu kadang tersengal
memikul beban yang makin sarat
kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
kini kurus dan terbungkuk hm...
Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
kau tetap setia
aaahh…..

Teman……, memang comfort zone itu memabukkan. Kamu saat ini berada disitu dengan segala kelengkapannya yang membuatmu tentu saja berpikir, kenapa harus susah-susah “melegamkan bahu”. Tapi semua kelengkapan yang membuatmu nyaman itu tidak abadi…karena kelengkapan itu manusia yang mengadakannya dan manusia itu mempunyai limit. Akan tiba saatnya ketika manusia sudah mencapai limit itu, maka pelan tapi pasti hilanglah sudah kelengkapan itu. Jika itu sudah hilang, apa yang akan terjadi denganmu yang sudah terbiasa dengan segala kelengkapan itu? Sementara itu apa yang kamu jalani sekarang hanyalah untuk sebuah status social. 

Teman...., seorang penyair bersyair merdu tapi juga sangat keras...
Kerja adalah cinta yang mengejawantah
Dan jika kau tiada sanggup bekerja dengan cinta : hanya dengan enggan
Maka lebih baik kau meninggalkannya
Lalu mengambil tempat di depan gapura candi
Meminta sedekah dari mereka
Yang bekerja dengan penuh suka cita
Engkau pasti tahu apa arti bekerja dengan cinta kan? Hampir sama dengan ketika engkau mau melakukan apa saja untuk orang yang kamu cintai. Tidak peduli tantangan, hambatan, apapun yang ada didepan ia akan fight untuk melakukan yang terbaik. Kamu juga tahu kan… tidak semua lelaki adalah “laki-laki” seperti juga tidak semua wanita adalah “perempuan”, kita semua adalah lelaki dan wanita yang belajar untuk jadi “laki-laki” dan “perempuan” termasuk aku,  dan tahukah kamu salah satu ciri “laki-laki” adalah  ketika “keringat mengucur deras” karena ia bekerja keras, ketika “bahunya menjadi legam” terbakar “matahari kehidupan”. Semuanya memang pilihan teman, mau nyaman sekarang sengsara kemudian atau bersusah dulu nyaman...kemudian semua ditangan kita. Mau bekerja dengan cinta dan perjuangan kita diukir dikulit kita yang keriput kelak, dan dilukis “dilegamnya bahu kita”  atau mengambil tempat yang nyaman didepan gapura candi...itu yang akan membedakan kita lelaki atau "laki-laki" dan wanita atau "perempuan". 

Apapun pilihan mu tidak merubah persahabatan kita. Hanya saja jika kamu ingin nyaman menjalani “cinta yang mengejawantah” yang sekarang kita tekuni, keluarlah dari kotak nyamanmu itu. Kami semua menunggumu  di ujung jalan, bergegaslah karena kami tidak bisa menunggu lama, bukan kami tidak setia kawan tetapi jika kami terus menunggumu yang tidak bergerak kita akan hancur bersama, tapi kalau kami terus berjalan, setidaknya kami masih bisa “mencari kendaraan” untuk menjemputmu jika kamu sudah tersadar dan terlalu payah untuk mengejar.


Engkau…..
kuharap kami tidak perlu “mencari kendaraan” kelak untuk menjemputmu



Salam komando





No comments: