“sorry bul, ternyata ora terkirim, pulsa habis..”
Itu adalah balasan sms dari kakak saya, ketika beberapa jam sms saya tidak dibalasnya. Dan saya susuli sms berikutnya menanyakan, tentu saja dengan aneka macam pikiran, kenapa tidak dibalas.

Keberadaan seseorang bisa diwakili dengan hidupnya gadget atau social media nya yang update. Keluarga saya sempat kebingungan ketika saya tidak bisa dihubungi (tidak merespon telephone/sms yang masuk) setelah mengirim sms memberitahukan kalau saya opname di rumah sakit, sampai menghubungi kantor dan teman-teman. Handphone seperti mewakili keberadaan seseorang. Respon setiap telephone atau sms yang dijawab menjadi sebuah tanda bahwa pemiliknya baik-baik saja. Ketika tidak ada respon sama sekali, akan memunculkan dugaan-dugaan ada apa gerangan bahkan bisa menjadi miss communication.
-sms tidak dibalas- itu masuk dalam thing that I don’t like much dalam hidup, apalagi jika orang yang kita sms adalah orang yang berarti dalam hidup kita, rasanya aneh saja, membalas sms tidak perlu energi banyak, tidak perlu waktu lama, apa susahnya ketik satu dua kata kirim selesai….kecuali bila memang dalam kondisi benar-benar tidak bisa membalas tapi paling tidak ada konfirmasi setelahnya. Saya pernah di complain seorang teman yang memang agak lebay, dengan keras ketika saya tidak menjawab 16 misscalled (sepertinya disengaja) dan sms yang tidak terbalas hanya dalam waktu satu jam karena saya sedang mengerjakan sesuatu.
“buang saja HP nya kalau sudah tidak dipake” itu bunyi sms terakhir…
Saya tidak sendiri :) ada juga yang seperti saya, bahkan lebih over…saya masih diam saja meresponnya meski dalam hati dongkol setengah hidup.
Tapi ternyata memang ada type-type manusia yang saya tidak tahu apa alasannya memang tidak suka berkirim sms.
Saya mau nulis apa ya sebenarnya …*garuk-garuk kepala :p
Aah….[again] we live in a world, a colourfull world…..dengan aneka ragam perbedaan, yang mau tidak mau harus bisa kita pahami sebagai beda, bukan untuk dipaksakan seperti mau kita. Kita tidak bisa memaksakan orang menjadi seperti apa yang kita mau, apa jadinya ya jika setiap orang menginginkan orang lain seperti apa yang dia mau apalagi dengan memakai “power” yang dipunya…ahh pasti dunia akan semakin “panas”. Pada akhirnya ya kita harus menggunakan dengan baik kata kerja aktif “memahami” orang lain apa adanya mereka dalam kehidupan kita, jika kita ingin menjalani hidup dengan nyaman. Sepertinya kata ini menjadi kunci dari mengelola hubungan antar manusia, baik hubungan dalam keluarga, dalam dunia kerja, maupun dalam berteman. Aahhh….keep thing simple itu complicated ya…:)
No comments:
Post a Comment