Friday, October 12, 2012

menyapa malammu, bunny


Hai Bunny,


Apa kabarmu? Sendiri? Apakah engkau sedang merasakan apa yang pernah dan masih kurasakan bunny, kehilangan kunang-kunang yang menerangi malammu? Malam yang biasanya menjadi saat yang paling ditunggu ketika pagi baru saja menyapa, telah kehilangan renjananya. Malam yang biasanya bergradasi oleh  sapa dan canda, menjadi senyap diterkam sepi. Malam dengan kenangan-kenangan kecil tapi menjadi besar di benak.

Bagaimana rasanya bunny...? ungukah? Atau biru...? yang pasti bukan jingga seperti wortel kesukaanmu kan? Atau hitam muda seperti kata tuanmu? Satu dari beberapa hal yang kusuka darinya, ia selalu bisa membuatku tertawa atau tersenyum geli dangan candanya. Aku suka hal-hal yang membuatku tertawa bunny, karena aku suka tertawa, meski katanya aku tidak boleh tertawa, karena kalau aku tertawa bisa membuat takut teman-temanku katanya....aku tahu dia sedang mengejekku dengan candaannya bunny, aku hanya bisa tersenyum kecut tapi kemudian juga tertawa didepan layar..menertawakan kepahitan, aku terlahir tidak seperti Jessica Alba :))  terkadang dengan menertawakan kepahitan semuanya menjadi lebih mudah... bunny.

Engkau tahu bunny, kelam dan pekatnya sepi dibalik punggungnya melebihi kelam malam dan pekat kabut asap kemarin pagi, engkau merasakannya juga kan? Sangat menyesakkan ketika tirai disibakkan, aroma asap yang menyengat langsung menyeruak memasuki kamar, seperti itulah rasanya bunny, sebentar lagi engkau akan mengalami lebih dari itu, ia akan menghabiskan malamnya untuk sebuah mimpi. Dan engkau harus menghabiskan malam mu sendiri, engkau akan kehilangan waktumu bersama pemilik tangan kokoh yang penuh kasih yang biasa merawatmu, yang biasa kau ajak bercanda, yang biasa kau sentuh hidungnya dengan hidungmu, Jangan bersedih bunny, ia sedang menjemput mimpinya, bukankah bahagianya juga bahagiamu?

Inilah hidup bunny, engkau harus belajar memahaminya, hidup itu tidak seperti ipod...tahukah engkau ipod? Sebuah benda yang berisi lagu-lagu favorit pemiliknya, pemilik ipod bisa memilih lagu apa saja yang disuka dan bisa diputarnya berulang-ulang semaunya, tapi hidup bukan ipod, hidup itu radio bunny, engkau tahu radio? Entah tuanmu memilikinya atau tidak, aku penggemar radio bunny, dulu sewaktu aku masih tinggal di sebuah kota yang adalah sebuah surga yang tuhan titipkan di bumi, aku adalah pendengar radio yang setia, hidup seperti radio... bunny, kita harus menyesuaikan frekwensi kita untuk bisa menikmati hidup, kita tidak bisa memilih apa yang akan datang pada hidup kita esok, kita hanya bisa memilih bagaimana menyesuaikan diri dengan keadaan, baik itu bahagia, sedih, kehilangan, dan lain-lainnya.  

Bunny, sampaikan salamku pada tuanmu yang sedang berjuang menjemput mimpinya ya, sampaikan padanya jalan kesana tidak akan mudah, tapi aku tahu dia akan mampu sampai disana, seperti kalimat yang aku kutip dari novel 5cm-nya Donny Dirgantoro, yang ia perlu...
Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,
tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya,
mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,
lapisan tekad yg seribu kali lebih keras dari baja...
Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya...
Serta mulut yang akan selalu berdoa...
 
karena dia tidak berdoa, aku akan berdoa untuknya bunny. Bunny, mungkin nanti engkau masih memiliki sedikit sisa waktu sebelum ia tertidur kelelahan, hiburlah dia, ah beruntungnya engkau....buat dia tersenyum...engkau pasti tahu caranya. Jangan bersedih bunny, engkau masih jauh lebih beruntung dari aku, setidaknya. Selamat malam bunny.



*foto saya temukan dari file download di netbook saya langsung dari sang empunya, mohon izin memakainya (jika membaca)


#Oktober 12

No comments: