Thursday, September 6, 2012

Selamat Jalan dek....


For you were made from dust, and to dust you will return

Setiap kepergian selalu meninggalkan perasaaan sukar didefinisikan, seperti kekosongan yang entah, meski yang pergi tidak kasat mata. 21.30 saya terbangun dari tidur ayam saya, seorang teman mengetuk pintu kamar, membawa berita duka, sedetik kemudian sebuah sms masuk, Telah lahir dan dipanggil pulang Tuhan dst………..ya Tuhan…sebuah berita duka yang tidak biasa, telah lahir dan dipanggil Tuhan. Sejenak saya hanya bisa termangu, dan terbersit pertanyaan yang saya tidak mengerti, apa maksud Tuhan…? Lahir untuk dipanggil lagi….huuufftt,,,akhirnya saya hanya bisa “ngeyem-yemi” diri sendiri…itulah Tuhan…kalau segala sesuatu tentang Dia dan maksud serta rencanaNya bisa kita mengerti bukan Tuhan namanya, atau kalau dibalik, jika kita bisa mengerti maksud dan rencanaNya dalam hidup kita, berarti kita bukan manusia :p

Dedek kecil itu, yang pernah kami rasakan gerakan-gerakannya didalam kandungan mamanya, ternyata lebih disayang Tuhan, kami tidak sempat melihatnya, bahkan sekedar foto seperti abang-abang mereka yang sering ditunjukkan kepada kami. Adalah suatu hal luar biasa ketika saya dan beberapa teman pernah merasakan gerakan-gerakan itu, entahlah saya tidak bisa mendefinisikannya, perasaan antara takjub ada sebuah kehidupan di dalam perut, haru, lucu, sayang, dan…ah entahlah….saya bahkan bisa sabar, pelan dan sangat hati-hati mengendarai motor menghindari jalan yang tidak rata jika sedang membawanya dalam boncengan. Satu hal yang kemudian semakin membuat saya berpikir tentang perjuangan 9 bulan 10 hari seorang ibu, di bulan-bulan terakhirnya perjuangan untuk berjalan saja sepertinya sangat berat, tidur susah, terlentang sesak nafas, miring sakit dan banyak keluhan lainnya dan hebatnya perjuangan yg berat itu seperti hilang tak berbekas ketika pada waktunya melihat sang anak lahir, berganti dengan ucapan syukur, dan saya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan mama dedek kecil ketika ia harus menerima kenyataan anak yang dikandungnya tidak bisa dibesarkannya. 

Ini satu dari mungkin ribuan cerita tentang kesedihan yang terjadi tadi malam di belahan bumi ini, satu malam saja. Kalau kita mau membuka mata, telinga, hati, kita bukan satu-satunya orang yang pernah mengalami kesedihan, kesedihan itu sama tua-nya dengan usia tuhan, dan semua orang mengalaminya. Didalam berita duka itu ada kalimat, “semoga ada hikmah dan rencanaNya yang terindah buat keluarga kami” sepertinya memang begitu, selalu ada hikmah dibalik setiap peristiwa, yang akan kita ketahui nanti, dan pasti kemudian akan membuat kita termangu bahkan mungkin bersyukur…oh ternyata ini maksud Tuhan….ahh….Selamat jalan saja dek…senang bisa mengenalmu walau hanya dengan merasakan gerakanmu saja.   



No comments: