Friday, September 28, 2012

belajar dari benang yang ruwet....


Hai Neptunus....How’s life...? Wet I guess :p
I’m “dry” here.... :( ...yaaahhh...you know what I mean....
But...life must go on.... with or without....
Heii...aku ada satu cerita baru untukmu...?
Semalam aku mendapat pelajaran dari benang yang ruwet.
Kost-kostan sepi Nus...setelah Hitam Putih semua masuk kamar. Aku pun demikian, tetapi aku tidak tidur. Aku mengerjakan pekerjaanku mengisi waktu luang, membuat gantungan kunci dari kain flanel. Aku mulai mengguntingi semua pola yang lumayan banyak. Akhirnya selesai juga proses pengguntingan pola tersebut. Dan kulanjutkan dengan menjahit. Sebenarnya saat itu kondisiku sudah sangat capek dan mengantuk,  dan mata sudah payah dan perih rasanya tetapi aku memaksakan diri untuk menyelesaikan menjahit satu pola.



Akibatnya aku tidak konsentrasi dalam menjahit dan ditengah jalan benangnya menjadi ruwet. Aaarrrghhhh.....aku jengkel sekali Nus... pelan-pelan kucoba telusur dimana simpul keruwetannya tetapi tidak ketemu, aku semakin jengkel dan aku mulai asal saja menarik-narik benang-benang itu, bukannya keruwetannya terurai karena terburu-buru ingin menyudahi pekerjaan tapi malah semakin kencang simpul yang terbentuk. Dan aku sampai pada puncak kejengkelanku, aku tarik salah satu benangnya kuat-kuat berharap simpulnya akan terurai sehingga benang ruwet itu bisa  kembali lagi seperti semula, bukannya terurai benangnya malah putus. 









Aaaarrrrgggghhhhhh.........akupun terdiam Nus, lalu menghampiri jendela melihat ke  langit gelap mencoba mengurai kekesalanku. Dan aku tersadar akan suatu hal. Apa yang baru saja kualami itu juga sering terjadi dalam hidup ini.






Kami manusia memang terkadang memaksakan melakukan suatu hal padahal situasi kondisi baik didalam dirinya sendiri maupun di lingkungan tidak memungkinkan, akibatnya terjadilah keruwetan/masalah seperti benang jahit itu. Keruwetan yang sebenarnya tidak perlu terjadi jika manusia sedikit saja bersabar menunggu waktu yang tepat. Dan parahnya lagi keruwetan yang terjadi akibat kesalahan sendiri itu seringkali dicarikan kambing hitam dengan menyalahkan keadaan atau bahkan orang lain.  Dan sama dengan yang terjadi padaku semalam Nus, kami biasanya mencoba mengurai keruwetan tersebut pelan-pelan, tetapi setelah kami tidak juga bisa mengurainya kami akan menjadi jengkel dan mulai ajian asal-asalan dilancarkan, yang tentu saja semakin memperparah keruwetan/masalah, bahkan menambah masalah baru [biasanya], dan puncaknya sama dengan yang terjadi dengan benang jahitku yang putus, masalah menjadi besar dan butuh pemecahan yang tidak semudah seandainya mau bersabar untuk “cooling down” menunggu waktu yang tepat, kemudian baru mengurainya.

Dari peristiwa semalam aku belajar Nus, belajar untuk bersabar, untuk tidak memaksakan diri untuk suatu hal jika memang situasi dan kondisi tidak memungkinkan. Untuk suatu hasil yang sempurna diperlukan perencanaan yang matang, kondisi yang baik, semangat saja ternyata tidak cukup Nus.
Yah...itulah kami manusia Nus, kami sering melakukan kesalahan, tetapi kami istimewa Nus, Tuhan memperlengkapi kami manusia dengan akal budi dan kemampuan untuk belajar, belajar dari kesalahan yang kami buat atau belajar dari kesalahan orang lain. Sehingga kami menjadi manusia yang lebih baik lagi. Terpujilah tuhan kami Nus...Terpujilah Dia...

Itu ceritaku Nus, sampai jumpa di cerita yang lain ya....



Aku.

2 comments:

alittlegirlmaia said...

Wach...Nus, titip sahabat2ku, orang2 terkasihku. Kemaren aku juga telah menitipkan mereka perlindungan TUHANku juga...

Semoga selalu sabar dalam hidup mereka...
Semangat :p

theNorthStory said...

thanks may....

ada bbrp catatan untuk mu..nanti kalo sempat aku upload....

sukses ya where ever you are...