Entah kenapa, mungkin rupa saya terlihat seperti belanga, yang setiap orang yang mengenal saya itu selalu ingin mengisi saya dengan cerita-cerita mereka, dan seperti "tumbu oleh tutup", 'ndilalah' saya juga suka mendengarkan cerita mereka [kalau saya sedang tidak "anti sosial"], saya suka mendengarkan, memulung cerita-cerita kehidupan mereka yang....yaaa itulah hidup..penuh warna....
ada yang menceritakan dengan dahi berkerut, dengan uraian airmata, dengan mata letih, dengan minuman kaleng dingin di dahi, dengan sungut-sungut, dengan amarah, dengan kesesakan yang terlihat dari caranya bercerita, bahkan dengan umpatan-umpatan dan emosi yang meledak-ledak, tapi juga ada yang menceritakan dengan senyum, dengan tawa, dengan tanda-tanda lope di kepala, dengan bunga-bunga di mata, dengan rona merah di pipi dengan kata-kata yang diucapkan antusias....semuanya sungguh memperkaya hidup saya, karena pasti ada "sesuatu" yang bisa diambil dari cerita mereka. Sesungguhnya saya yang harusnya berterimakasih pada mereka telah mendapatkan pelajaran kehidupan yang luar biasa, tapi seringkali justru mereka yang maksih ya bul / mbak / non / nduk / sel / dek... sudah jadi pendengar yang baik.
ada yang menceritakan dengan dahi berkerut, dengan uraian airmata, dengan mata letih, dengan minuman kaleng dingin di dahi, dengan sungut-sungut, dengan amarah, dengan kesesakan yang terlihat dari caranya bercerita, bahkan dengan umpatan-umpatan dan emosi yang meledak-ledak, tapi juga ada yang menceritakan dengan senyum, dengan tawa, dengan tanda-tanda lope di kepala, dengan bunga-bunga di mata, dengan rona merah di pipi dengan kata-kata yang diucapkan antusias....semuanya sungguh memperkaya hidup saya, karena pasti ada "sesuatu" yang bisa diambil dari cerita mereka. Sesungguhnya saya yang harusnya berterimakasih pada mereka telah mendapatkan pelajaran kehidupan yang luar biasa, tapi seringkali justru mereka yang maksih ya bul / mbak / non / nduk / sel / dek... sudah jadi pendengar yang baik.
Dan belum lama ini saya memulung cerita dari seorang teman lama saya, dan saya mendapatkan “sesuatu” yang akan saya bagikan disini. Bahwa kita ini hidup di dunia sekarang dan besok, bukan
kemarin. Kalimat yang biasa dan semua orang mengamininya tapi tidak banyak yang
mengimaninya. Tapi kalimat ini menjadi terdengar luar biasa di telinga saya
karena yang mengatakannya adalah seorang yang selama ini terkungkung oleh
belenggu masa lalunya yang dulu saya pernah berusaha untuk menolongnya bangkit, tapi tidak berhasil. Seiring berjalannya waktu, ia menemukan sosok yang luar biasa dalam hidupnya, yang bisa mendamaikan dirinya dengan masa lalu, dan orang tersebut pun bisa berdamai dengan masa lalu teman saya tersebut. Banyak
orang-orang hebat ternyata di luar sana, orang-orang biasa yang luar biasa. Orang-orang
yang mampu menerima dan memperlakukan masa lalu sebagai masa lalu.... selesai...and life starts
here...today....not yesterday.
life starts here |
People’s changing, isn’t it? Seorang yang dia pikir pada awalnya dia tidak tahu apakah bisa berubah menjadi baik atau tidak, ternyata bisa, bahkan bisa mengatakan dan mengimani sesuatu yang dulu sangat impossible. Benar kata orang bijak impossible itu tergantung bagaimana kita membacanya...bisa impossible...bisa i'm possible...ada kata possible dalam kata impossible...sekali lagi kita bicara tentang niat, kemauan...mau atau tidak berubah [menjadi lebih baik tentu saja]...jika kata mau itu digantung 5 cm didepan dahi, diimani dalam hati....apapun rintangannya pasti akan bisa dilalui.
saya akan menutup tulisan ini dengan cerita teman sekamar saya yang besok jumat akan maju sidang proposal. teman dekatnya tidak bisa menungguinya karena harus mengikuti lomba di luar daerah. tapi teman dekatnya itu berpesan,
semangat ya, pokoknya pas maju didepan bayangin saja wajah ibu, karena inilah saatnya bakti kita pada orang tua.
saya sungguh terharu dan tersentuh dengan kalimat motivasi tersebut, seorang mahasiswa semester 6 yang mengatakannya...dulu seusia dia saya masih belum sampai pada tahap berpikir seperti itu... sekali lagi... banyak orang hebat diluar sana, dan saya yang sering dengan jumawa merasa sudah begini...begitu...mampu ini...itu...bahkan berani bilang kupastikan tak akan ada yang mampu...seperti diriku...huufftt....saya tidak malu untuk mencabut kata-kata itu. saya mungkin mampu....ya saya mampu, tapi saya bukan satu-satunya...banyak...banyak sekali orang-orang luar biasa..orang-orang hebat diluar sana. dan beruntungnya teman saya tersebut [setidaknya itu yang ia ceritakan pada saya] menemukan satu diantara yang banyak itu. Orang hebat bukanlah orang yang mampu melakukan sesuatu yang hebat, bukan orang yang mampu meraih sesuatu yang hebat, orang hebat adalah orang yang mampu bangkit kembali ketika ia terjatuh...ia bukan hanya sekedar pemenang tapi lebih dari pemenang.
-palembang, hari kedua mei di tahun terakhir suku maya, ketika aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan ketika hampa dan kosong mendera sementara aku sangat tahu penyebabnya-
No comments:
Post a Comment