Monday, April 9, 2012

~.acara televisi kemarin.~


acara televisi kemarin begitu memanjakan saya mulai dari siang hari hingga dini hari. Indonesia Idol yang tidak sempat tertonton Jumat kemarin karena mati listrik, motoGP perdana di Qatar di Trans 7, kemudian comebacknya Andi Rianto dalam deluxe symphony Metro TV dan Final Destination 2 di RCTI membuat saya hanya beranjak dari depan TV untuk mandi saja dan menyelesaikan novel yang sedang saya baca saja selama jeda sore hingga malam hari, alhasil saya yang biasanya ga suka dengan kebiasaan pindah-pindah channel ketika sedang menonton satu acara jadi seperti kutu loncat dari trans 7, metro balik ke rcti. Final destination menjadi yang utama. deluxe symphony nya metro tv menjadi selingan dan motoGP belum mulai race. 

Indonesian Idol.
Ajang pencarian bakat dalam musik yang tahun ini sedikit lebih berkualitas dari tahun-tahun sebelumnya karena pesertanya yang memang qualified untuk berdiri disana. saya ga akan membicarakan tentang pesertanya, tapi tentang bagaimana dalam beberapa hari kita menyaksikan peristiwa kegagalan dan keberhasilan dalam hidup. pada tahap penyisihan, ribuan orang harus menelan pil pahit yang namanya kegagalan, beberapa boleh tersenyum dengan keberhasilan. dan tidak sedikit dari yang gagal tersebut meminta pertanggungjawaban Tuhan atas kegagalan yang menimpanya. Padahal dalam setiap apa yang kita kerjakan dalam hidup ini, ada dua bagian yang pasti yaitu bagian yang harus kita kerjakan dan bagian yang Dia kerjakan. seringkali kita menyalahkanNya untuk kegagalan dalam hidup padahal kita belum mengerjakan bagian kita dengan maksimal. seperti maju ujian tapi tidak belajar dan hanya berdoa, ketika gagal kita menyalahkanNya yang tidak menolong kita. rasanya Tuhan baru saja "nyelentik" telinga saya yang sering menanyakan padanya kenapa saya belum bisa sampai ditahap yang saya mau. jawabannya ternyata ada pada diri saya sendiri.


MotoGP
mungkin agak tidak lazim bagi sebagian orang ketika seorang perempuan menyukai motoGP, tapi yang jelas saya tidak sendiri, kenapa saya suka motoGP saya juga tidak tahu, seseorang dulu mengenalkannya dan suka menceritakan serunya pertandingan yang membuat saya kemudian menonton sekali dan menyukainya, seru saja  menyaksikan moment-moment berebut tempat pertama, moment-moment saling salip menyalip, moment-moment tarikan terakhir di last lap yang menegangkan ditutup seremoni khas motoGP dengan saling semprot champagne. Di lintasan balap itu hanya satu yang berbicara speed. the fastest is the winner, siapapun dia, dengan segala status yang disandang tidak ada artinya dilintasan sirkuit, hanya dia yang tercepat yang jadi pemenang. belakangan setelah kejadian Marco Simoncelli tewas mengenaskan di sirkuit, penilaian saya berubah, speed saja tidak cukup, dimanapun attitude ternyata diperlukan tanpa kecuali. Simoncelli dengan gaya balapannya yang sering membahayakan pembalap lain akhirnya harus menuai akibatnya. 
Semangat pantang menyerah juga menjadi spirit nomor satu disirkuit,  “jangan berhenti berusaha sampai kita menggapai garis finish karena kita tidak pernah tahu ada keajaiban apa di detik terakhir”…Ben Spies rider Yamaha pada seri penutup balapan tahun lalu harus menelan pil pahit ketika pada lap terakhir dan di detik-detik terakhir bisa melampaui Stoner, harus mengakui keunggulan Stoner yang tidak mau menyerah didetik terakhir dan menggeber motornya kemudian unggul 0.015 detik lebih dulu dari spies. Stoner melengkapi gelar juaranya dengan memenangkan seri penutup tahun ini. satu lagi pelajaran dari seri pembuka malam kemarin kekalahan Valentino Rossi yang harus finish di urutan 10 sangat mengecewakan penggemarnya yang menanti-nantikan aksinya. Rossi seperti kehilangan semangat. situs berita motoGP menuliskan dukungannya pada Rossi 
"Bila kita tidak bisa menerima kekalahan, maka kita tidak akan bisa merayakan kemenangan"
sungguh suatu kalimat bijak yang juga bisa kita pakai dalam kehidupan kita.  

Deluxe Symphony
Deluxe symphony acara tandingannya harmoni SCTV di Metro TV menjadi alternatif tontonan musik berkualitas, talenta Andi Rianto dalam mengaransemen ulang lagu-lagu tidak diragukan lagi. Saya memang penggemar orkestra sebuah lagu terasa megah dan magis ketika diiring oleh orkestra. sebuah orkestra adalah perpaduan berbagai alat musik dengan bunyi-bunyian yang berbeda, dan memainkannya di nada dasar yang sama. bunyi-bunyi yang berbeda itu bisa demikian menyatu, bersenyawa menjadi satu suara yang luar biasa kadang sampai membuat bulu kuduk merinding. masing-masing memainkannya sesuai dengan porsinya tanpa ada yang merasa lebih satu sama lain. bayangkan saja jika salah satu bunyi itu merasa ia yang paling bagus, paling benar pasti tidak akan tercipta harmonisasi suara yang demikian indah. bukankah demikian juga dengan kehidupan kita..? berbeda itu indah ketika kita bisa saling menghargai dan memerankan peran masing-masing dengan baik. kita bisa bersenyawa dan menciptakan harmoni kehidupan yang indah.

Final Destination 2
Final Destination 2. saya tidak akan menceritakan jalan ceritanya, karena kalau mau browsing pasti sudah banyak yang memposting sinopsisnya. Saya hanya ingin menceritakan ketakutan saya pada apa yang namanya kematian, satu-satunya kepastian dalam hidup. saya tidak takut mati, tapi saya sangat takut kehilangan, takut kehilangan orang-orang yang saya sayangi, karena kematian dan kehilangan merupakan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. pengalaman beberapa kali kehilangan karena kematian selalu menyisakan kepedihan dan trauma. hingga pukul 2 dinihari saya belum juga bisa memejamkan mata, apalagi saya membaca sesuatu yang kemudian saya olah menjadi persepsi yang kemudian membuat saya takut sendiri dan gelisah sepanjang malam. saya benci dengan kebiasaan buruk saya berpersepsi negatif. satu hal yang membuat saya galau tidak beralasan, kekuatan yang demikian merusak. saya masih harus belajar banyak dalam mengolah segala sesuatu agar tidak menimbulkan persepsi yang negatif di pikiran saya.


*soreiniyangjugamasihungu*




2 comments:

alittlegirlmaia said...

wew....GP booooooo.....hahha..
MANTABS BRO...:P

theNorthStory said...

hahaha....disini aja jarang ntn may...ga enak sm yg lain....kalo dirumah ga pernah absen...secara tv dikamar....ga akan ada yg protes....:p
dahulu ketika semua masih indah itu buat bahan taruhan traktiran,....selain bola dan badminton....:p