Thursday, October 4, 2012

tuhan dan hal-hal yang tidak saya mengerti



Beberapa waktu yang lalu sebuah account resmi twitter milik sebuah perusahaan kendaraan roda dua membuat lelucon tentang autis di timeline mereka dan mendapat protes dari seorang ibu yang  anaknya menderita autis. Menurut ibu tersebut sangatlah tidak bijaksana menjadikan kekurangan orang/cacat dsb sebagai lelucon atau bahan olok-olok. Sebuah tweet yang kemudian menuai komentar pro dan kontra yang akhirnya diakhiri dengan permintaan maaf dari perusahaan tersebut. peristiwa tersebut mengingatkan saya pada suatu peristiwa di suatu sore, disebuah dermaga kecil di tepian kali musi. Sore itu saya menikmati sore dan mengurai rasa sesak didada, saya mengambil tempat favorit saya, yang untungnya masih kosong. Saya duduk dalam diam…merasakan tiupan angin yang lumayan besar yang menimbulkan gelombang-gelombang kecil pada air sungai…perahu-perahu boat hilir mudik mengantar penyeberang…beberapa kapal tongkang juga terlihat sesekali…pandangan saya jauh ke arah jembatan Ampera yang padat merayap…dan…heyyy…ada pelangi disana….saya senang sekali melihatnya…semoga ini pertanda baik…pertanda saya akan melihat pelangi pada hidup saya dan orang-orang yang saya sayangi…

Saat itu saya mengambil beberapa gambar….kemudian saya mengeluarkan si kotak ajaib dan mulai mengetik coretan-coretan kecil…sejenak kemudian ada seorang anak mungkin kalau seperti anak kebanyakan kira-kira umur 10 tahun…saya tidak begitu memperhatikan…ia datang bersama mama dan kakak perempuannya…mereka asyik berfoto-foto dan saya tenggelam dengan kotak ajaib saya…
sejenak buntu dalam pikiran saya…dan saya pun menoleh kearah anak tersebut…dan saya melihat ciri khas anak-anak down syndrom…berwajah mongoloid….sejenak saya termangu dan bertanya-tanya…saya memperhatikan mereka, mama kakak dan adik…kakaknya sempurna cantik…mama nya juga cantik…memakai hijab. satu hal yang sangat membuat saya respect kepada sang kakak dan mama adalah mereka sama sekali tidak ada rasa canggung atau malu berfoto dan bercanda dengan adik dan anak mereka…adalah butuh kebesaran jiwa untuk menerima kenyataan bahwa ada salah satu anggota keluarga mereka yang “kelebihannya adalah kekurangannya” …

setelah menyaksikan peristiwa itupun saya trenyuh…
saya menyimpan pertanyaan [yang sama yang pernah saya baca di sebuah status/tweet] untuk Sang Pencipta….mengapa? mengapa ada ciptaanNya yang terlahir dengan “kelebihan” tersebut?
dan pertanyaan itu saya simpan…saya akan cari tahu jawabnya…
saya sempat menegur adik itu…
“dik..dik…lihat itu ada pelangi” kata saya padanya sambil menunjuk kearah Jembatan
ia mendekati saya dan berkata “apa…”
“pelangi…” mama nya ikut menjelaskan
tapi dia sepertinya tidak tertarik akan keindahannya…dan kembali asyik dengan kamera handphone kakaknya…
Hari mulai gelap, mereka beringsut pulang dan saya memutuskan untuk pulang…

Malamnya saya bercerita pada teman saya kalau bertemu dengan seorang anak yang “kelebihannya adalah kekurangannya”
saya bertanya kepadanya kenapa ya kok Tuhan menciptakan “kelebihan-kelebihan” tersebut….
teman saya langsung antusias menanggapi dan mulai bercerita…
oiyaaa…saya pernah membaca kejadian di luar negeri saya lupa dimana…
ada seorang bapak mengajak anaknya yang menderita down syndrome berjalan-jalan di taman. dalam perjalanan mereka melewati lapangan baseball dimana sedang ada pertandinga….
bocah tersebut berkata pada ayahnya…
“mau…mau…main itu…”
ayahnya berusaha membujuknya dan mengalihkan perhatiannya untuk tidak ikut bermain dalam pertandingan tersebut, tetapi bocah itu tetap bersikeras ingin ikut.
akhirnya sang ayah menceritakan keinginan anak itu pada pemimpin pertandingan, pemimpin pertandingan pun mengundang masing-masing team yang sedang bermain untuk membicarakan bisa tidak anak itu ikut bermain. akhirnya mereka memutuskan untuk memperbolehkan anak itu bermain dan masuk team A yang sedang mendapat giliran memukul. saat itu team B sudah unggul atas team A dan hanya tinggal menunggu hasil game terakhir ini.
singkat cerita bocah itu menjadi pemukul bola…dan sepanjang permainan…para pemain dari kedua team berbesar hati “ngemong” bocah tersebut…dibiarkannya bocah itu lari…dibiarkannya bola menggelinding jauh…sehingga dia bisa melakukan ‘home run’… bocah itu pun senang sekali. semua pun senang karena bisa membuat bocah itu senang, meski team B harus kehilangan kemenangan.

Pada saat acara wisuda anaknya dari SLB, ayah anak tersebut berpidato didepan peserta acara wisuda, ia menceritakan kejadian di lapangan baseball tersebut, suatu peristiwa yang menjawab pertanyaannya kepada Tuhan selama ini, mengapa anaknya dan dia serta keluarganya diberi “anugerah” “kelebihan” itu…
ternyata itu dimaksudkan agar kita/orang-orang disekitar mereka yang dikaruniai “kelebihan” itu… yang dikaruniai “kenormalan” bisa belajar bersyukur untuk anugerah kelengkapan tubuh dari ujung rambut ke ujung kaki,
bisa belajar berbesar hati, seperti para pemain baseball tersebut…
bisa belajar berempati kepada mereka yang hidupnya akan sangat bergantung pada kita yang dianugerahi kelengkapan….

saya terdiam mendengar cerita teman saya tersebut, dan saya masih “ngeyel” padanya…oke itu memang untuk maksudnya baik untuk orang-orang disekitarnya seperti yang sang ayah itu ceritakan, tapi tetap saja rasanya tidak adil bagi anak itu…

temen saya tersenyum, iya ya…tetep saja tidak adil bagi anak itu….
dan saya masih terus memikirkan tentang anak itu sampai saya pergi tidur.

Paginya saya kembali memikirkan tentang anak tersebut, dan saya sedikit mendapatkan jawaban entah benar atau tidak tapi sedikit membuat saya lega. bahwa IA masih tetap baik…IA memang menciptkan bocah itu dengan “kelebihannya” dan kita sering menganggap itu tidak adil, tapi tidak adil itu kan dari kacamata kita…kita tidak pernah tahu apa yang ada dalam pikiran bocah tersebut, bisa saja Tuhan menciptakan mereka dengan “kelebihan” tersebut juga dengan kelengkapannya diantaranya suatu perasaan yang membuat dia tidak bisa merasa diperlakukan tidak adil. dia tidak dikaruniai rasa itu…karena kalau saya melihat bocah tersebut, sama sekali tidak ada perasaan tersebut tergambar dalam wajahnya…dan wajah-wajah mereka….wajah-wajah datar tanpa ekspresi…
aahh…semoga saja saya benar….
bahwa IA menciptakan segala sesuatu itu sudah sedemikian rupa dibuat untuk kebaikan ciptaanNya…setiap tubuh dengan bagaimanapun kondisinya diperlengkapi sedemikian rupa dengan hal-hal luarbiasa. Hellen Keller yang dengan “kelebihannya” diperlengkapi dengan hal lain yang tidak dipunya orang kebanyakan…dan masih banyak contoh lain….
Terpujilah DIA Sang Pencipta….




#Oktober 4

No comments: