Sunday, October 7, 2012

heaven on earth...



Diatas tumpukan bantal dan titi kolo mongsonya Sudjiwo tedjo, jemari menari diatas kotak-kotak aksara mengikuti kemana sebatang ingatan berjingkat dari satu tempat ke tempat yang lain, ada dia dan kelinci anggoranya dalam setiap spasi.  Pada suatu bab, ingatan memasuki sebuah kota dengan sebuah gapura selamat datang di sebuah jalan dengan kanan kirinya daerah persawahan yang menghijau. Hawa magis selalu terasa membelai keping hati ketika memasukinya, terasa hangat memeluk jiwa, hawa yang sama terasa ketika turun dari kereta di stasiun kereta tua yang terus berbenah ataupun ketika turun dari pesawat terbang di sebuah bandara kecil nan sederhana, semuanya sama, hawa magis dan senyum yang pecah di sapaan ramah penduduknya.

Sebatang ingatan berjalan terus menuju ke timur merasakan kehangatan pagi, memasuki kota, kota sejuta romansa, dengan setiap sudutnya yang memiliki cerita tentang perjuangan, perjuangan pejuang merebut kembali kota, perjuangan warga membangun kota, perjuangan seorang ayah untuk keluarganya, perjuangan seorang ibu untuk anak dan suaminya, perjuangan seorang anak untuk bakti pada orang tua, perjuangan seorang kakak untuk adiknya, perjuangan seorang karyawan, perjuangan seorang pemulung, perjuangan seorang anak jalanan, perjuangan seorang ustadz, perjuangan seorang pendeta, perjuangan seorang pastor, p erjuangan seorang bhiku, perjuangan seorang spiritualis, perjuangan seorang agnotis, perjuangan mereka yang berkasih-sayang, perjuangan musisi jalanan, perjuangan pedagang kaki lima, perjuangan lik-lik angkringan,perjuangan jamu gendongan, perjuangan bakul tenongan, perjuangan sais delman, perjuangan mereka yang percaya bahwa hidup harus diperjuangkan bukan untuk ditangisi,  ini kota yang bercerita tentang perjuangan penuh peluh yang mengalir di sela derai tawa, perjuangan yang tidak berujung karena indahnya ada di sepanjang perjalanan.

Sebatang ingatan terus berjalan dari gunung ke pantai, dari candi ke museum, dari gang-gang sempit ke jalan-jalan utama, dari sayidan sampai malioboro, dari bakpia sampai gudeg, dari nasi kucing sampai bakmi jawa, dari warung ke cafe, dari sanggar kecil ke pusat budaya, dari musisi jalanan ke orkestra mahasiswa, dari  home industri ke export company, dari panggung di kampung-kampung ke pagelaran seni tingkat dunia, dari satu senyum ke senyum yang lain, dari sugeng enjang ke sugeng dalu, dari kulonuwun ke matur nuwun, dari sabang sampai merauke di sebuah tempat belajar, dari band indie sampai sheila on 7, ini tentang surga kecil di bumi yang tuhan titipkan di bumi indonesia, sebuah kota yang adalah negeri di awan dimana kedamaian menjadi istananya.

Sebatang ingatan berhenti di rindu yang jatuh berderai diatas rindu yang membiru, aliran anak sungai mengaburkan ingatan akan sebuah jalan yang semakin hari semakin padat, menuju sebuah kediaman dimana cinta dan kasih tidak pernah berhenti meski jarak merentang. Kota ini merayakan hari jadi nya yang ke 256, sugeng tanggap warso, lagu pee wee gaskin menjadi doa untukmu

suara pesta kan bergema (hilang semua duka)
riang canda membuat lupa (ajalmu kan tiba)
bertambah satu usiamu kawan semakin dekat akhir hidupmu
selamat ulang tahun jangan jadi tua dan menyebalkan
selamat ulang tahun kawan dan kejarlah yang terbaik selama engkau hidup

berkumpullah dengan teman-temanmu (jabat erat tangan yang biasa menikam)
tiup lilin akan membuat ingat (yang bersinar kelak akan pudar)

selamat ulang tahun jangan jadi tua dan menyebalkan
selamat ulang tahun kawan dan kejarlah yang terbaik selama engkau hidup
selamat ulang tahun jangan jadi tua dan membosankan
selamat ulang tahun kawan dan jadilah yang terbaik selama engkau hidup

jabat erat tangan yang biasa menikam, jabat erat tangan yang biasa menikam
dan angkat gelasmu kita bersulang, dan angkat gelasmu kita bersulang
dan angkat gelasmu kita bersulang, dan angkat gelasmu kita bersulang

selamat ulang tahun jangan jadi tua dan menyebalkan
selamat ulang tahun kawan dan kejarlah yang terbaik selama engkau hidup
selamat ulang tahun jangan jadi tua dan membosankan
selamat ulang tahun kawan dan jadilah yang terbaik selama engkau hidup

(dan kejarlah yang terbaik, dan jadilah yang terbaik, selama engkau hidup)

Sekali lagi.... selamat Jogja tercinta, jangan menjadi tua dan menyebalkan.



#Oktober 7

No comments: