Saturday, October 15, 2011

~.tentang jatuh...bangun...dan [kembali] berlari.~

Setiap orang mempunyai definisi sendiri tentang apa itu hidup....dan definisi ku tentang hidup pun 'hidup'... selalu berubah ketika aku menemui sesuatu hal yang baru yang aku lihat, dengar dan rasa. Pada suatu hari seorang kawan datang dan membutuhkan kotak recycle bin untuk meletakkan 'sampah-sampah [kadang aku merasa seperti kotak sampah 16 Gyga :)]...saat itu aku menemukan definisi baru tentang hidup. Bahwa  hidup itu merupakan sebuah proses dari merangkak, berjalan dan kemudian berlari.... didalamnya ada proses mengubah titik menjadi koma, sampai Sang Pengecat Langit sendiri yang memberikan titik kepada kita and…….this is it…..
--for you were made from dust….and to dust you will return…….--
tubuh kita yang fana ini akan berakhir di suatu rumah mungil 2 X 1m ditaburi aneka bunga (aku hanya menginginkan 1 bunga…bunga lili putih)…dan batu nisan tertanam sebagai pengenal bahwa antara tahun sekian sampai sekian pernah ada seorang yang ketika hidupnya….begini…begitu….(seperti apa kita ingin dikenang nanti, itulah yang harus kita lakukan sekarang).

Dalam titian waktu dari ketika kita merangkak, berjalan dan kemudian berlari itulah ada saat kita tersandung, terantuk batu, terjatuh dan berdarah, terluka, menderita tak terperi yang terkadang penderitaan itu juga menyentuh dan menyakiti orang-orang terkasih didekat kita, pada saat itu terjadi..kita merasa begitu tidak berdaya, merasa sendiri, tidak berpengharapan, mengiba dan bertanya mengapa..mengapa dan mengapa dalam isak dan teriaknya batin yang seolah-olah langit tak mendengar….mengutuki penderitaan dan seolah-olah kita adalah orang paling menderita sedunia.

--Berhentilah mengutuki kegelapan dan mulailah menyalakan lilin….!!!!!!—

Adalah petuah bijak yang saya lupa saya dapat darimana , yang pernah menjadi tamparan dan membuat saya terbangun  dari keterpurukan yang saya tahu kemudian adalah sesuatu yang konyol yang pernah saya lakukan, terpuruk untuk satu hal yang sebenarnya tidak perlu menghabiskan waktu dan energi untuk meratapinya….meski kalau boleh membela diri hal itu sangat manusiawi. Memang pada sebagian orang termasuk saya, lebih sering tenggelam pada keterpurukan, menyesali, meratapi dan mengutuki kegelapan yang terjadi dan terlupa untuk segera bergegas mencari  lilin dan menyalakannya… ada saat meratap tapi ada waktunya untuk segera menghentikannya untuk kemudian menari…..segala sesuatunya kembali ke diri kita masing-masing, apakah kita akan terus menangisi penderitaan kita karena terjatuh tanpa mengambil obat dan mengobatinya…apakah kita akan terus mengutuki kegelapan tanpa beranjak menyalakan lilin….? Pilihan ada ditangan kita……sekali lagi….seperti apa kita ingin dikenang nanti….itulah yang harus kita lakukan sekarang.

Selamat [kembali] berlari dan menari……..!!!

Dan cerita dibawah ini terinspirasi dari cerita kawan saya tersebut.....

=langit biru=

kedua kaki dalam balutan jeans belel itu melangkah perlahan menyusuri hutan cemara.....
angin dingin menyapu rambut ikal nya yang gondrong...........
sudah untuk yang ketiga kalinya ia berjalan hilir mudik mencari-cari sesuatu....
matanya demikian sayu, sarat dengan beban, perih dan lara.....
wajahnya membayangkan kelelahan yang amat sangat......
Ia berhenti disebuah batu besar dipinggir sungai...
duduk menerawang sesekali mendesah...
sesaat ia menggulung celana jeansnya...melepas sandal gunungnya......
dan turun ke sungai........wajahnya menengadah dan berteriak :
"Engkau tahu...aku tidak pernah semarah ini padaMu......
Engkau tahu...aku selalu menerima pemberianMu, meskipun itu berarti airmata bagiku...
Engkau tahu.....meski seringkali aku banyak bertanya mengapa.....
tapi aku selalu berusaha memahami rencanaMu untuk hidupku.....
Tapi sekarang......aku tidak lagi sanggup memahaminya.....
Engkau sungguh keterlaluan....mempermainkan aku....."
Tangisnya pecah......dadanya naik turun dalam isak......
Lama ia tenggelam dalam sedu sedannya.........
Kemudian menyandarkan tubuhnya pada batu besar di tepi sungai.......
Perlahan ia membuka bag packnya....mengeluarkan secarik kertas dan mulai menulis......

Masih terbayang ketika terakhir kali aku bertemu denganmu.....
Ketika batas antara hidup dan mati suri hanya sejengkal saja....
Ketika segala asa terbawa pergi oleh kejamnya takdir......
Ketika cinta ditikam belati angkara yang memaksanya surut......
Ketika perpisahan menjadi akhir dari sebuah pertemuan.....
Ketika yang tertinggal hanya duka lara perih mendera......
Engkau dengan senyum lembutmu bicara.....le...cah bagus...hidup itu baru bisa dibilang hidup...
ketika kamu tersandung..jatuh...tergeletak...berdarah-darah...tapi dengan tenaga tersisa kamu bangun....
membalut luka-luka dengan bantuan orang lain atau sendiri....
kemudian kembali berjalan.......

Engkau dengan tatapan teduhmu bicara......
harapan itu seperti matahari.....ia selalu ada dan bersinar sepanjang hari...sepanjang musim...
ketika kamu tidak melihatnya itu hanya karena ia tertutup awan....
tapi bukan berarti ia tidak ada atau tidak bersinar....
awan tidak selamanya menutupinya...demikian juga senja tidak selamanya menenggelamkannya.....

Engkau dengan belaianmu bicara...... cinta itu seperti pahlawan nak......
mati satu tumbuh seribu.....memang pahit pada waktu mati...
tapi dengan begitu kamu akan tahu manis nya ketika ia tumbuh lagi.....
Paulo coelho berkata "Cinta selalu baru.
tidak perduli kita pernah jatuh cinta satu,dua ataukah lusinan kali dalam kehidupan kita......
kita selalu menghadapi situasi yang sama sekali baru....
Meskipun dapat membawa kita ke Neraka maupun Surga......
cinta selalu membawa kita ke suatu tempat.....kita hanya perlu menerimanya.....
karena cintalah yang memelihara keberadaan kita.
Jika kita menolak cinta, kita akan mati kelaparan......
karena kita tidak lagi memiliki keberanian untuk mengulurkan tangan dan memetik buah-buah dari dahan kehidupan.
Kita harus menyambut cinta dimanapun kita menemukannya,
meskipun itu berarti berjam-jam, berhari-hari bahkan berminggu-minggu kekecewaan dan kegetiran"
Engkau dengan hangatnya pelukanmu......bicara....anakku ketahuilah perpisahan itu adalah awal pertemuan.....
Ketika engkau berpisah dengan seseorang.....bersiap2lah...
karena itu adalah awal pertemuanmu dengan yang lain.....
menangislah untuk satu perpisahan kalo itu kau anggap sebagai suatu penghargaan....
tapi segera hapus airmatamu....buka mata lebar-lebar....dan tersenyumlah.....
pertemuan berikutnya sudah menunggumu.......

Senyum, tatapan,belaian, pelukanmu cukup menjadi alasan.....
aku masih ingin hidup 1000 tahun lagi.........
kini tak kutemukan lagi itu.........
tapi semuanya masih terekam jelas dalam kenanganku......
saat ini.....dalam perih yang sama......
aku masih bisa merasakan......
Senyum, tatapan,belaian, pelukan dan kata-katamu.....
meski itu tak kasat mata.......
Dan itu sudah cukup menjadi alasan bagiku.....
Bahwa aku masih ingin hidup 1000 tahun lagi.........

dilipatnya kertas itu menjadi sebuah perahu kertas........
dilepaskannya kedalam sungai.........
bersama semua beban dalam hidupnya.....
semua menjadi ringan kembali.......
ia menengadahkan wajahnya.....
sekilas ia tersenyum.....dan berbisik....
maaf atas umpatanku tadi........
aku tahu Engkau baik...... Kawan......
aku tahu Engkau selalu ada untukku.....
selama masih ada langit biru......

negeri di awan, 15 Agustus 2010

No comments: