Friday, October 5, 2012

prajurit tua.....



Aku adalah prajurit tua dengan pangkat terakhir sersan mayor.
aku telah dimakan usia, usia yang tidak pernah kenyang , ia melahap waktu dalam bilangan tahun-tahun kehidupan manusia. keriput kulitku menjadi kegemaran sekar cucu terakhirku, ia sering memegang tanganku kemudian menarik-narik kulit di kedua tanganku, “ aku ingin punya kulit seperti kakek” begitu selalu katanya.  Ia belum mengerti bahwa  kulit yang licin ini adalah tanda bahwa sebentar lagi ia akan paling tidak setahun sekali mengunjungiku dan menabur bunga di taman makam pahlawan, itupun jika aku beruntung, jika tidak aku hanya akan berakhir di tempat pemakaman umum.  “nanti kalau sekar sudah mempunyai sekar yang lain baru kulit sekar akan seperti kakek” demikian jawabku kepadanya yang terus bertanya bagaimana agar kulitnya bisa seperti kulitku.

Aku adalah prajurit tua dengan pangkat terakhir sersan mayor.
aku adalah seorang dari sekian prajurit yang beruntung yang hidupnya tidak berakhir di Panti Wredha seperti kebanyakan teman-temanku. Anak bungsuku laki-laki, Ganang namanya,  kuambil dari nama anak laki-laki Jenderal yang jadi teladanku, adalah seorang anak yang memanusiakan orang tuanya yang telah berubah menjadi lebih kekanak-kanakan daripada anak-anaknya ini.  Ganang menciptakan sebuah kediaman dimana aku memiliki peran sebagai kakek di sebuah rumah. Sebuah peran pahlawan dalam keluarga, sehingga anak-anaknya menjadi cucu-cucu termanis yang membuat masa tuaku lebih berwarna. Meski aku tahu tidak mudah merawat orang tua seperti aku yang seperti merasa asing dengan lingkungannya, segala kebanggaan yang melekat di bekas seragamku atas perjuanganku dulu mempertahankan Irian Barat sama sekali sudah tidak dihargai oleh bangsa ini bahkan diingat pun tidak.

Aku adalah prajurit tua dengan pangkat terakhir sersan mayor ,
Aku adalah seorang prajurit yang rasanya ingin kembali ke waktu itu ketika hidupku begitu berharga, ketika aku demikian bangga dengan statusku sebagai prajurit, aku demikian bangga dengan seragamku, aku demikian bangga sebagai anggota sapta marga dengan sumpah prajuritnya, aku menjalankan itu untuk republik ku, republik yang dirintis dengan perjuangan, perjuangan yang mahal dangan taruhan nyawa, yang dipertahankan berdirinya dengan darah. Aku ingin kembali ke masa itu, ketika aku merasa berarti karena bersama korps telah membawa propinsi kaya itu, ke pangkuan ibu pertiwi, propinsi yang kini hanya dieksploitasi tanpa dihidupi secara layak sebagai daerah penyumbang devisa bagi negara. Aku menangis melihat kesenjangan itu, entah apa sudah terjadi dengan republik ini.

Aku adalah prajurit tua dengan pangkat terakhir sersan mayor,
aku tidak berharap dihormati sedemikian rupa, aku tidak butuh penghargaan atau tanda jasa apapun, aku hanya ingin generasi ini menghargai apa yang telah diperjuangkan pendahulunya dengan tetesan darah, keringat dan airmata. Aku ingin generasi ini memiliki semangat juang yang sama dengan kami dengan  belajar dan bekerja sesuai kemampuannya. Aku ingin republik ini menghargai arti perjuangan kami dengan memelihara dengan baik segala yang diam didalam lingkup negara ini, manusia dan sumber daya alamnya. Aku ingin mereka yang mengaku berdarah Indonesia berhenti mengutuki kegelapan yang membebat negara ini dan mulai menyalakan lilin, berbuat sesuatu untuk tanah air yang telah memberikan mereka tempat tinggal, tanah air yang telah memberikan mereka air untuk diminum, tanah air yang telah memberikan mereka makanan, tanah air yang telah menghidupi mereka. Berjanjilah kalian....!!!!





*bagi saya Anda adalah seorang jenderal yang sesungguhnya sersan...
**Selamat HUT TNI Jenderal.............!!!


#Oktober 5

No comments: