Friday, March 16, 2012

~.bulan sabit ranum di ujung jendela.~



Aku ingin bercerita padamu tentang awal pagi tadi….
Tuhan [apapun engkau menyebutnya] memperlihatkan ciptaanNya…..
bulan sabit ranum diujung jendela tersenyum genit ketika aku membuka mata….
Dari samar-samar sampai kemudian terlihat jelas…..
Di mataku ia tidak berhenti tersenyum……
Meski aku tahu tidak ada yang peduli padanya….
….sepagi ini….hanya orang kurang kerjaan [mungkin aku satu-satunya] yang memperhatikan senyum bulan sabit….anyway bukan itu yang ingin aku ceritakan
Aku masih terus memperhatikan eksotika pagi itu sambil menarik selimut yang semalam aku singkirkan karena kegelisahan malam menyalurkan hawa panas ke seluruh ruang….
Dalam imajinasiku sabit yang ranum itu bercerita tentang hidupnya yang hanya beberapa hari saja….
ia akan segera diganti oleh purnama yang indah…yang lebih banyak orang yang mengaguminya….[bukan itu juga yang ingin aku ceritakan]
Ia seolah berkata :
heyyy….kenapa engkau menatapku nanar…sini main bersamaku… kita tertawa…kita menari….kita rayakan pagi dengan sukacita….
meski kita tidak punya alasan yang megah untuk itu…(satu hal yang sering aku tanyakan, untuk apa aku bangun pagi ini) 
meski sebentar lagi matahari akan mengambil perannya kembali…
meski tidak ada yang menghargai….meski tidak ada yang peduli….
meski banyak “meski” dalam hidup mu….(ternyata banyak sekali "meski" dalam hidupku dan aku baru menyadarinya kalau itu semua sudah sangat usang) itu semua sudah usang…buang saja jauh-jauh itu semua….biar semesta menyerapnya habis …
tahukah engkau …..paling tidak ada satu hal/alasan [sebenarnya banyak hanya kau belum menyadarinya saja] kita ada di dunia ini….
 purnama yang indah itu tidak akan terjadi sebelum ada aku….
 bagiku satu alasan saja sudah cukup untuk ku tidak berhenti tersenyum dan bersukacita….
 karena hidupku terlalu singkat untuk kuhabisi dengan meratapi kemalanganku…
 karena hidupku terlalu singkat untuk kuhabisi dengan irihatiku pada purnama….
 karena hidupku terlalu singkat untuk kuhabisi dengan bertanya kenapa tubuhku hanya sepersekian purnama….
 karena hidupku terlalu singkat untuk kuhabisi dengan bertanya, bertanya lagi dan bertanya lagi dan lagi…mengapa......dengan ribuan tanda tanya
 sesungguhnya segala sesuatu ada karena satu bahkan lebih alasan…
 banyak hal seharusnya menjadi alasan kita untuk tidak berhenti mengucap syukur…
 aku baru menyadari artiku ketika…
 bintang mengajarkan aku untuk bersyukur bahwa sinarku masih lebih dari nya….
 kunang-kunang mengajarkan aku untuk bersukacita karena terang ku merupakan pangkat sekian dari terangnya…
 malam berterimakasih padaku karena aku telah menghias kelam nya dengan senyum ku….
 Manusia berterimakasih padaku karena aku penanda bulan baru….
 Sebentar lagi aku aku pasti akan kembali mengucap syukur karena hadirku menyadarkanmu akan arti hidup kan…? 
 Hidup kita terlalu singkat untuk diratapi dan memikirkan apa yang tidak kita punya….
 Hidup kita terlalu singkat untuk diisi dengan mengingat-ingat kemalangan-kemalangan kita…
 Hidup kita terlalu singkat untuk diisi dengan menghitung kekecewaan-kekecewaan dalam hidup kita....
 Hidup kita terlalu singkat untuk menangisi apa yang hilang dari hidup kita…
 Hidup kita terlalu singkat untuk  menyesali kegagalan-kegagalan dalam hidup kita…
  
Waktu kita tidak banyak…..

lakukanlah sesuatu yang layak untuk engkau ceritakan dengan bangga kelak di kemudian hari….
Lakukan sesuatu yang layak untuk dibanggakan oleh mereka yang membuat engkau ada didunia ini yang telah merelakan darah, airmata, peluh dan separuh hidup mereka untukmu….itu anakku
Lakukanlah sesuatu yang layak untuk dikenang oleh mereka yang mengunjungi tanah merah bertabur bunga berpahat namamu….
  
Karena hidupmu hanya sebentar saja…hanya sebentar saja….



-pagi tadi setelah malam yang menggelisahkan karena membaca sesuatu yang menyadarkanku hidup hanya sebentar saja-






No comments: